Rabu, 08 April 2009

Toga Simanullang

Toga Simanullang punya dua istri..yaitu boru Pasaribu dan boru Nainggolan

Sebutan Lumban adalah bentuk jamak Huta dalam bahasa batak asli..sementara perkataan ri atau na ungkup semata mata di tinjau dari type dan bentuk atap mayoritas di perkampungan tersebut..hanya ada dua type atap yang lazim di sebut pada zaman itu yakni Par Lumban Ri..berarti perkampungan marga yang atapnya ber bahan jerami = Ri..Par Lumban Na Ungkup berarti Perkampungan marga yang model atapnya seperti tempurung..natungkup..na ungkup...jadi terbuat dari Bahan ri juga

istilah penamaan berdasarkan model dan jenis atap ini juga ada kita temukan di marga marga lain...

Raja Tuan Dilimang-Raja Panguhalan- Raja Datu Napasang

Posisi Lumban Na Ungkup adalah si patalu gogo si pajolo uhum..mau mengalah untuk menang..kedua anak Par lumban Ri sama-sama mengaku sebagai si abangan dua duanya.

Manullang Lumban Naungkup = Ompu Raja Pamuhalan = Raja Pamuha Raja yang atapnya tungkup dan letaknya agak memisahkan diri pula..bentuk atap Ri di temukan di perkampungan Manullang Lumban Ri.. mereka berdua (Raja Tuan Dilimang dan Raja Datu Napasang)

Manullang Lumban Na Ungkup = Ompu Raja Panguhalan = Pamuha Raja

Ompung ini menikah dengan Ompung boru nababan punya 4 anak yakni:..

Manullang Juara toba

Manullang Raja Ijolma

Manullang Datu Tala Ibabana

Manullang Bona Ni Aek


Manullang Raja Ijolma juga menikah dengan Boru Nababan ,(mereka masih ada tinggal di daerah Bakkara atau kecamatan bakti raja sekarang di humbahas) dan Di Karuniai delapan anak yaitu:..

Manullang Raja Imulana (keturunannya sebagian besar sudah eksodus ke Matiti..Kampungnya Bapa tua Drs Marganti Manullang sekarang)

Manullang Baginda raja (keturunannya masih punya pertapakan di simangulampe bakkara..

Manullang Namora Oloan (kabarnya mereka eksodus ke huta sibuluan daerah par pasar)

Manullang Barita Jolo (kabarnya mereka eksodus ke huta sibuluan daerah sigalogo)

Manullang Sondi Baragas (kabarnya mereka eksodus ke huta Sampean)

Manullang Raja Ibeangan  (kabarnya mereka eksodus ke huta Porsea di tobasa dan ke kab dairi)

Manullang Sunggu Sigolang = Sihite Sileang
(kabarnya mereka eksodus ke huta sileang di humbahas,sebagian daerah pakkat dolok dan ke huta sihite sileang di parongil kab dairi)

Manullang Raja Na Ualu  (kabarnya tetap di bona pasogit huta Parik Sinomba)..

terakhir tugu toga simanullang di bakkara di resmikan bulan Juli tahun 1997

11 komentar:

  1. Horas Aparra,
    Mauliate di artikelmon,
    Ahu Manogar Simanullang (Raja Panguhalan = Raja I Jolma = Namora Oloan no.15)

    BalasHapus
  2. manullang nadia do si abangan sian sihite??
    hea au pajuppang dohot manullang alai ingkon manjou abng au tu ibana,. ninna

    au sihite

    BalasHapus
  3. Di artikel tarombo Siraja Oloan anda menyebutkan bahwa keturunan Simanullang ada 3 : Lumban Ri, Lumban Naungkup, dan Lumban Nalom.
    Kemudian di artikel Toga Simanullang anda menyebutkan bahwa keturunan Simanullang ada 2 : Lumban Ri dan Lumban Naungkup.
    Pertanyaannya : coba anda sebutkan keturunan Lumban Nalom itu yang mana ?

    BalasHapus
  4. Di artikel tarombo Siraja Oloan anda menyebutkan bahwa keturunan Simanullang ada 3 : Lumban Ri, Lumban Naungkup, dan Lumban Nalom.
    Kemudian di artikel Toga Simanullang anda menyebutkan bahwa keturunan Simanullang ada 2 : Lumban Ri dan Lumban Naungkup.
    Pertanyaannya : coba anda sebutkan keturunan Lumban Nalom itu yang mana ?

    BalasHapus
  5. Https://togasimanullang.blogspot.com

    BalasHapus
  6. Simanullang dalam sejarah dari berbagai sumber independen (bukan wangsit dari yang kesurupan)

    Kerajaan Simanullang hanya berumur pendek sekitar 40 tahun saja (diperkirakan pada tahun 1510 M s.d. 1550 M) setelah memberontak dan berhasil memisahkan diri (merdeka) dari kerajaan Sorimangaraja dengan Simanullang sbg Raja (raja huta) pertamanya.

    Kemudian dilanjutkan oleh Raja Napasang sebagai pemangku Raja (raja huta) dan Pamuha Raja sebagai pemimpin adat dan ugamo (raja adat) serta Tuan Dilimang sebagai Puanglima.

    Kemudian kerajaan Simanullang diambil alih kembali oleh dinasti Hatorusan (Kerajaan Pasaribu) dengan mengirimkan panglima dinasti Hatorusan ke Bakkara yang bernama Mahkuta/Mahkota/Manghuntal yang kebetulan juga adalah sepupu segenerasi dari Datu Mahuring dari garis keturunan Simanullang, sedangkan Manghuntal dari garis keturunan Sinambela.

    Manghuntal lahir di Bakkara namun dibesarkan dan dididik di Barus di kerajaan dinasti Hatorusan sampai menjadi panglima. Ibunya Manghuntal, boru Pasaribu, adalah bagian dari keluarga besar dinasti Hatorusan (dinasti Pasaribu).

    Atas mandat dinasti Hatorusan, ditambah kondisi kerajaan Hatorusan juga sedang goncang di Barus, Manghuntal diberikan wewenang untuk membentuk kerajaan di Bakkara, selanjutnya sebagai cikal bakal dari dinasti Sisingamangaraja.

    Raja Manghuntal atau Raja Mahkota bergelar Sisingamangaraja I memerintah sentral Tanah Batak selama 10 tahun menurut stempel (cap kerajaan) yang bertahun 947 H dan berakhir dalam tahun 957 Hijriyah atau dalam tahun 1540 s.d 1550 M. (Diambil dari informasi L. van Vuuren, Samosir en de Pakpaklanden, Nota 1907).

    Manghuntal mulai menata kembali kehidupan masyarakat. Untuk mengakomodasi berbagai kepentingan dan pertikaian antar kelompok masyarakat, dia berkoalisi dengan dengan tetua di Bakkara. Mereka, yang menjadi perwakilan tersebut diangkat sebagai anggota kabinet di pemerintahan, adalah raja-raja dari si Onom Ompu; Kelompok Bakkara, Sihite, Simanullang, Sinambela, Simamora dan Marbun.

    Masing-masing keluarga ini didelegasikan beberapa wewenang. Setiap mereka diberi simbol kerajaan berupa barang pusaka yang didapat Manghuntal dari Kerajaan Hatorusan (Raja Uti VII).

    BalasHapus
  7. Di samping itu, di juga melakukan distribusi kerja yang jelas kepada para pembantunya; di antaranya lembaga Pande Na Bolon yang bertugas sebagai penasehat dan juga sebagai fasilitator antar daerah di dalam kerajaan. Jabatan bendahara kerajaan diberikan kepada marga Sihite. Untuk mengikat semua daerah kekuasaan dalam satu kesatuan yang utuh, dia melakukan berbagai pendekatan antara lain secara spiritual dengan membawa air dan tanah dari Bakkara.

    Target pertamanya adalah dengan merangkul Humbang. Humbang merupakan daerah paling Barat kerajaan yang berpopulasi keturunan raja Sumba, sama dengan Manghuntal. Mereka itu berasal dari marga Sihombing dan Simamora. Di sana dia mengangkat dua perwakilannya; dalam institusi Raja Parbaringin, yaitu dari marga Simamora dan Hutasoit (Putra sulung Sihombing).

    Dari Humbang dia pergi ke Silindung. Dia mengangkat raja na opat untuk daerah ini. Perbedaan institusi perwakilannya tersebut berdasarkan pertimbangan-pertimbangn geografis dan politik saat itu. Hal yang sama dia melakukannya untuk daerah-daerah yang lain. Satu instusi lainnya adalah panglima wilayah. Sebuah daerah yang damai atau homogen akan berbeda dengan huta yang plural. Begitu juga daerah yang berbatasan langsung dengan luar kerajaan dengan yang berada di pusat kerajaan mendapat perwakilan yang berbeda.

    Insting kepemimpinan yang dia warisi selama masih dididik di istama Raja-raja Uti membuatnya memahami betul langkah-langkh politik yang sesuai dengan karakter sebuah huta. Sikap ini dengan cepat dapat menyatukan masyarakat Batak yang berbeda-beda marga dan kepentingan hutanya. Egoisme, primordialisme huta dan fanatisme marga serta kebiasaan bertengkar orang-orang Batak ditundukkan dengan harmoni dan kebersamaan.

    Datu Mahuring yang mestinya akan jadi putra mahkota setelah Raja Napasang, seperti umumnya dinasti-dinasti yg umum terjadi di Nusantara, merasa sakit hati dan tidak bisa menerima peristiwa yang terjadi, di mana Raja Manghuntal sebagai panglima dinasti Hatorusan dan atas restu dinasti Hatorusan, mengambil alih kembali tahta kerajaan Simanullang di Bakkara dari Raja Napasang dan Raja Manghuntal mulai mendirikan kerajaan baru sebagai awal terbentuknya dinasti Sisingamangaraja.

    Kekecewaan tersebut menguatkan tekad Datu Mahuring, sbg putra mahkota dari Raja Napasang, untuk membangun kerajaan baru (harajaon na baru) agar bisa kembali menjadi raja (raja huta) yaitu dengan cara pindah ke daerah lain yang bernama huta Matiti.

    Berhasilkah Datu Mahuring di Matiti..?

    BalasHapus
  8. Manullang Sunggu sigolang anakni Raja ijolma

    BalasHapus
  9. Sukkun hamu jo tarombo sian Sihite Siguruleang, asa unang marsalahan bah...

    BalasHapus